MEDAN (Berita): Pengajaran akuntansi di kampus saat ini harus segera dimutakhirkan, seiring kebijakan Indonesia yang telah mendeklarasikan penggunaan konvergensi sistem akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standards (IFRS). Sistem ini sendiri akan diberlakukan di Indonesia mulai Januari 2012 mendatang.
Hal itu diungkapkan Galumbang Hutagalung dosen dari Universitas Pelita Harapan Jakarta, ketika tampil sebagai narasumber dalam seminar Dampak Perubahan Standar Akuntansi dengan Mengadopsi IFRS terhadap Perubahan Kurikulum Akuntansi di kampus Universitas Panca Budi, kemarin.
Galumbang menyebutkan, tantangan besar dunia pendidikan akutansi Indonesia saat ini adalah kemampuan akuntan akademisi untuk mengikuti perkembangan standar akuntansi yang sangat cepat.
“IFRS ini sendiri merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh Internasional Accounting Standard Board (IASB) yang merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi,” kata Galumbang.
Sistem IFRS ini memiliki karakteristik tersendiri juga manfaat seperti untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan, menghilangkan hambatan arus modal internasional, mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis hingga meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.
Dijelaskan Galumbang, dampak sistem ini yang akan timbul dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar, akses ke pendanaan internasional juga akan lebih terbuka karena laporan entitas akan lebih mudah dikomunikasikan kepada investor global dan penggunaan off balance sheet akan menjadi semakin terbatas. “Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach dan fair value,” kata Galumbang.
Oleh karena itulah, sebut Galumbang kampus yang menyelenggarakan jurusan Akuntansi harus memutakhirkan materi ajar dengan IFRS terutama untuk mata kuliah yang terkena dampak besar dari IFRS. Disebutkannya, mata kuliah yang terkena dampak besar dari IFRS ini adalah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, teori akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi keuangan lanjutan, seminar akuntansi atau akuntansi topik khusus, metodologi penelitian serta analisis laporan keuangan.
“Selain melakukan pemutakhiran materi ajaran, kampus juga harus melakukan kajian-kajian dan riset tentang IFRS, menggunakan text book berbasis IFRS dan pengetahuan mengenai pengungkapan berdasarkan IFRS,” jelas Galumbang.
Sebelumnya Rektor Unpab, HM Isa Indrawan ketika membuka seminar mengakui seminar ini memang terkesan lambat diadakan mengingat agenda tahun 2012 Indonesia harus menerapkan PSAK berbasis IFRS secara bertahap dan melakukan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
“Namun inilah karya perguruan tinggi untuk menghasilkan akuntan yang menguasai IFRS walaupun belum bersifat total dan komprehensif,” kata rektor dalam sambutannya dibacakan Wakil Rektor II, Saimara Sebayang SE MSi.
Dia menyatakan seminar ilmiah IFRS ini diadakan memang berdasarkan adanya kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20, forum yang mencanangkan usaha meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan.
Menurutnya perusahaan di Indonesia telah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengubah regulasi, promosi integritas, perkuatan internasional corporation dan reformasi internasional financial institusi.
Melalui seminar ini rektor berharap Unpab sebagai perguruan tinggi yang mengelola program studi akuntansi tidak boleh tertinggal dalam menyikapi perkembangan ilmu akuntansi.
“Setelah seminar ini kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut untuk membekali lulusan dengan berbagai pengetahuan seperti PSAK yang sudah disesuaikan dengan standar IFRS, mengetahui dampak dan pengaruh perubahan standar, memperkaya keilmuan tentang IFRS sebagai bidang keahlian dan keterampilan dalam proses perubahan di bidang ilmu pengetahuan akuntansi,” paparnya.
Ketua pelaksana seminar yang juga assisten Prodi Akuntansi Nazli Azwani SE menyebutkan seminar dihadiri Dekan FE Unpab Muhammad Toyib Daulay SE MM ini diikuti 150 peserta dari kalangan mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Medan, antara lain Universitas Pembangunan Panca Budi, Universitas Dharma Agung, Akademi Akuntansi Profesional Indonesia, dan Politeknik Poliprofesi.(aje)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar