Rabu, 19 Oktober 2011

IN HOUSE TRAINING: SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

dsc05678
Pada tanggal 30 November s.d. 4 Desember 2009 dilaksanakan kegiatan In House Training Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. Bertempat di aula lantai 3 Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Jalan Tambak Aji Nomor 1 Semarang, kegiatan ini diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang peserta dari unsur penunjang. Tujuan diselenggarakan in house training Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara adalah sebagai sarana untuk memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi para pegawai di lingkungan unit kerja unsur penunjang pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah agar dapat memahami ketentuan dan proses pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah, serta mampu mengimplementasikan pemahaman tersebut dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja, begitu pula agar pegawai lebih menguasai dan mampu melaksanakan pelaporan barang milik negara dalam kerangka SABMN dengan baik dan benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang akuntansi dan pelaporan barang milik negara sehingga dapat memberi nilai manfaat dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat. Materi yang dibahas atau diajarkan dalam in house training ini mencakup :
- Dasar Hukum Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
- Kebijakan Penertiban dan Revaluasi Barang Milik Negara;
- Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat/Sistem Akuntansi Instansi (SAPP/SAI);
- Sistem Akuntansi Keuangan;
- Akuntansi Persediaan;
- Konstruksi Dalam Persediaan (KDP);
- Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN);
- Aplikasi Persediaan;
- Aplikasi SIMAK BMN;
- Aplikasi SAKPA;
- Monitoring dan Evaluasi.
Materi in house training di atas disampaikan oleh para praktisi yang mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidang sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang milik negara yaitu 5 orang dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah dan KPPN Semarang I di Semarang yakni; Kamidi, SH, Tri Haryati, S.ST, Ak, Pandan Budi Kusmaniharto, R. Wiwin Istanti, SE, Ak, M.Laws, Antok Widiyatno.

Pengajaran Akuntansi Harus Dimutakhirkan


MEDAN (Berita): Pengajaran akuntansi di kampus saat  ini harus segera dimutakhirkan, seiring kebijakan Indonesia  yang telah mendeklarasikan penggunaan konvergensi sistem  akuntansi internasional atau International Financial  Reporting Standards (IFRS). Sistem ini sendiri akan  diberlakukan di Indonesia mulai Januari 2012 mendatang.
Hal itu diungkapkan Galumbang Hutagalung dosen dari  Universitas Pelita Harapan Jakarta, ketika tampil sebagai  narasumber dalam seminar Dampak Perubahan Standar Akuntansi  dengan Mengadopsi IFRS terhadap Perubahan Kurikulum Akuntansi  di kampus Universitas Panca Budi, kemarin.
Galumbang menyebutkan, tantangan besar dunia  pendidikan akutansi Indonesia saat ini adalah kemampuan  akuntan akademisi untuk mengikuti perkembangan standar  akuntansi yang sangat cepat.
“IFRS ini sendiri merupakan standar akuntansi  internasional yang diterbitkan oleh Internasional Accounting  Standard Board (IASB) yang merupakan lembaga independen untuk  menyusun standar akuntansi,” kata Galumbang.
Sistem IFRS ini memiliki karakteristik tersendiri  juga manfaat seperti untuk meningkatkan daya banding laporan  keuangan, menghilangkan hambatan arus modal internasional,  mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan  multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para  analis hingga meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju  best practice.
Dijelaskan Galumbang, dampak sistem ini yang akan  timbul dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)  adalah relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih  banyak menggunakan nilai wajar, akses ke pendanaan  internasional juga akan lebih terbuka karena laporan entitas  akan lebih mudah dikomunikasikan kepada investor global dan  penggunaan off balance sheet akan menjadi semakin terbatas.  “Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan  balance sheet approach dan fair value,” kata Galumbang.
Oleh karena itulah, sebut Galumbang kampus yang  menyelenggarakan jurusan Akuntansi harus memutakhirkan materi  ajar dengan IFRS terutama untuk mata kuliah yang terkena  dampak besar dari IFRS. Disebutkannya, mata kuliah yang  terkena dampak besar dari IFRS ini adalah pengantar  akuntansi, akuntansi keuangan menengah, teori akuntansi,  akuntansi internasional, akuntansi keuangan lanjutan, seminar  akuntansi atau akuntansi topik khusus, metodologi penelitian  serta analisis laporan keuangan.
“Selain melakukan pemutakhiran materi ajaran, kampus  juga harus melakukan kajian-kajian dan riset tentang IFRS,  menggunakan text book berbasis IFRS dan pengetahuan mengenai  pengungkapan berdasarkan IFRS,” jelas Galumbang.
Sebelumnya Rektor Unpab, HM Isa Indrawan ketika  membuka seminar mengakui seminar ini memang terkesan lambat  diadakan mengingat agenda tahun 2012 Indonesia harus  menerapkan PSAK berbasis IFRS secara bertahap dan melakukan  evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
“Namun inilah karya perguruan tinggi untuk menghasilkan  akuntan yang menguasai IFRS walaupun belum bersifat total dan  komprehensif,” kata rektor dalam sambutannya dibacakan Wakil  Rektor II, Saimara Sebayang SE MSi.
Dia menyatakan seminar ilmiah IFRS ini diadakan memang  berdasarkan adanya kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai  anggota G20, forum yang mencanangkan usaha meningkatkan daya  informasi dari laporan keuangan perusahaan.
Menurutnya perusahaan di Indonesia telah meningkatkan  transparansi dan akuntabilitas, mengubah regulasi, promosi  integritas, perkuatan internasional corporation dan reformasi  internasional financial institusi.
Melalui seminar ini rektor berharap Unpab sebagai  perguruan tinggi yang mengelola program studi akuntansi tidak  boleh tertinggal dalam menyikapi perkembangan ilmu akuntansi.
“Setelah seminar ini kami berharap kegiatan ini dapat  berlanjut untuk membekali lulusan dengan berbagai pengetahuan  seperti PSAK yang sudah disesuaikan dengan standar IFRS,  mengetahui dampak dan pengaruh perubahan standar, memperkaya  keilmuan tentang IFRS sebagai bidang keahlian dan  keterampilan dalam proses perubahan di bidang ilmu  pengetahuan akuntansi,” paparnya.
Ketua pelaksana seminar yang juga assisten Prodi  Akuntansi Nazli Azwani SE menyebutkan seminar dihadiri Dekan  FE Unpab Muhammad Toyib Daulay SE MM ini diikuti 150 peserta  dari kalangan mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Medan,  antara lain Universitas Pembangunan Panca Budi, Universitas  Dharma Agung, Akademi Akuntansi Profesional Indonesia, dan  Politeknik Poliprofesi.(aje)

PELATIHAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


Pelatihan yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini, merupakan program kerjasama antara Departemen Pendidikan dan Biro PKLM yang berbentuk beasiswa unggulan. Pelatihan terbagi menjadi dua kelas dengan para pembimbing dari dosen Fakultas Ekonomi. Acara yang berlangsung selama 5 hari ini diadakan di dua tempat, yaitu Auditorium Magister Manajemen Fakultas Ekonomi UNPAD dan Program Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNPAD.
Dalam sambutannya Dekan Fakultas Ekonomi Prof. Dr. Ernie Tisnawati Sule, SE, MSi., menghimbau kepada para peserta pelatihan untuk mengikuti acara tersebut secara penuh, hal ini dikarenakan sangat pentingnya pelatihan tersebut guna bekal menambah skill dalam mengaplikasikan seluruh materi yang diberikan pada dunia kerja.
Selain pelatihan, program tersebut juga dijadikan program bimbingan skripsi untuk para peserta. Jadwal Bimbingan secara terstruktur dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dengan lancar. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Ketua Jurusan Akuntansi FE UNPAD Syaiful Rahman Soenaria, "dari hasil pengamatan ada tiga kendala utama mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, yaitu Masalah Pembimbing, Sulit mencari Data dan Bahan dan yang belum ada judul. Program ini sangat membantu peserta, karena ketiga masalah tersebut tidak terdapat dari para peserta. Dan untuk membantu mereka dalam mempercepat kululusannya, dibuat program bimbingan secara terstruktur, sehingga mahasiswa dipacu untuk mengerjakannya secara cepat".